- Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi dalam melakukan kajian tentang masyarakat di dasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif, dan hanya menggunakan akal sehat (kommonsense).
- Sosiologi bersifat teoritis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang di dapat di dalam observasi, di susun secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
- Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi di bentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
- Sosiologi bersifat non etis. Yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya suatu fakta. Tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara anatis. Itulah sebabnya para sosiologi tidak bertugas untuk berkhutbah dan memperguncingkan baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat.
Sementara untuk metodologi, Durkheim mengemukakan konsep bebas nilai (Value Free). Menurut konsep ini, seorang sosiolog dalam melakukan penelitian terhadap masyarakat perlu melakukan batasan antara yang diteliti dan yang meneliti. Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh dapat bersifat objektif. Seperti layaknya ilmu alam, Durkheim melihat masyarakat sebagai sebuah laboratorium raksaksa dan para sosiolog adalah ilmuwan yang mengamati dan bereksperimen sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Postingannya keren banget sob, Ditunggu kunbalnya ya.. di
BalasHapusEDUKASI-DINI
AJISPEDIA
DAPUR AJIS
GAMOFIS
Terima Kasih