Senin, 29 Oktober 2012

Ciri Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan karena mengandung beberapa unsur yaitu unsur pengetahuan (knowledge), tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran, dan dapat di selidiki secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif). Adapun ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
  1. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi dalam melakukan kajian tentang masyarakat di dasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif, dan hanya menggunakan akal sehat (kommonsense).
  2. Sosiologi bersifat teoritis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang di dapat di dalam observasi, di susun secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat.
  3. Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi di bentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
  4. Sosiologi bersifat non etis. Yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya suatu fakta. Tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara anatis. Itulah sebabnya para sosiologi tidak bertugas untuk berkhutbah dan memperguncingkan baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat.
Tokoh pertama yang meletakan sosiologi sebagai sebuah ilmu adalah Emile Durkheim. Durkheim menyatakan bahwa sosiologi memiliki objek kajian yang jelas yaitu fakta sosial. Durkheim mendefinisikan fakta sosial ini sebagai sebuah cara bertindak, berfikir, dan merasa, yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya. Contoh, kita harus menggunakan tangan kanan ketika bersalaman, kita harus menghormati orang yang lebih tua dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain.
Sementara untuk metodologi, Durkheim mengemukakan konsep bebas nilai (Value Free). Menurut konsep ini, seorang sosiolog dalam melakukan penelitian terhadap masyarakat perlu melakukan batasan antara yang diteliti dan yang meneliti. Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh dapat bersifat objektif. Seperti layaknya ilmu alam, Durkheim melihat masyarakat sebagai sebuah laboratorium raksaksa dan para sosiolog adalah ilmuwan yang mengamati dan bereksperimen sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

1 komentar: